PARAU
http://rocksoundhardcore.blogspot.com/2011/06/parau.html
Siapa yang tak kenal PARAU di Bali? Semuanya pasti sudah tau denga band yang satu ini. Kiprahnya di dunia music Bali mengejewantahkan pernyataan kalau music di Bali hanya Punk Rock atau Rockabilly. Parau terbentuk pada bulan September 2002 di Denpasar – Bali yang didirikan oleh 4 orang pemuda.
Mereka adalah para pemberontak yang banyak terpengaruh oleh band-band hardcore seperti Rykers, Hatebreed, Earth Crisis, Morning Again dan Strife sebagai inspirasi bermusik. Namun saat ini Parau sudah berubah formasi, ketidaksamaan visi dan misi antar personil membuat dua orang dari mereka mengundurkan diri.
Tapi Parau tidak berhenti disitu saja Onche dan Ghigox tetap ingin mempertahankan Parau. Dan saat ini personil tetap Parau adalah Onche, Ghigox, Dey, Vena & Winz. Formasi baru ini banyak membuat terobosan baru dengan memberikan unsur-unsur metal untuk memperkaya musik PARAU. Yang mana hal ini banyak terinspirasi oleh band-band seperti Ark Angel, Pantera, Black Dahlia Murder, All Shall Perish, Lamb Of God, Necrophagist, Faceless, hingga Dragonforce.
Musik PARAU juga dikemas dengan taste masing-masing personil sehingga menghasilkan musik metal dengan distorsi berat dan beat menghentak yang dapat membangkitkan adrenaline tapi tetap enak untuk didengar dan dinikmati.Jangan heran melihat teriakan luapan lava emosi, benturan demi benturan fisik, bermosphit, stage diving , serangan gemuruh musik yang siap memutuskan urat-urat syaraf ketika kalian menyaksikan PARAU membakar suasana stage.
Sejak berdiri PARAU sering menghujam berbagai tema acara mulai dari acara indoor maupun outdoor di kampus, sekolah dan juga di pub, bar ataupun cafe, khususnya rock performance. PARAU juga sering ikut dalam event sosial yang bersifat amal untuk kemanusiaan ataupun event extreme sports seperti BMX dan skateboards.
PARAU banyak menyuarakan pesan-pesan moral, kepedulian kehidupan sosial manusia, baik itu hubungan antara manusia dengan pencipta, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia atau yang biasa dikenal dengan istilah Tri Hita Karana. Peka terhadap realita, situasi dan kondisi roda kehidupan manusia di dunia merupakan bahan utama bagi kami dalam penciptaan karya sebagai respon kepedulian terhadap jalannya kehidupan. Salute..!!
SUMBER