Pesta Singa Lapar di Launching Album Rajasinga

“Kami melihat ada Themfuck Jeruji, Aldy Keparat, dan Doddy Hamson Komunal. Wah, suatu kehormatan bisa disaksikan oleh kalian. Segan kali wak,” ucap bassis dan vokalis Rajasinga Indra “Morrg” Wirawan menunjuk sejumlah “dedengkot” musisi punk/metal Kota Bandung yang hadir di konser launching Rajasinga. Malam itu meski tidak terlihat kerumunan penonton yang terlalu banyak, namun suasana justru menjadi sangat liar sekaligus intim di saat bersamaan.

“Pokoknya keren kali kalian wak, segan,” lanjut Morrg dengan logat melayunya yang kental dan kata “segan” yang seolah menjadi ciri khasnya selama ini memuji puluhan penonton yang apresiatif berpogo dan berheadbanging menikmati musik Rajasinga.

Rajasinga resmi merilis album sophomore mereka Rajagnaruk (akronim dari ‘Kurang Ajar’) yang bertempat di Reneo Caf, Ciumbuleit Bandung, Jumat malam (22/7) lalu. Band yang diarsiteki oleh Indra “Morrg” Wirawan (bass dan vokal), Revan Bramadika (drum), dan Biman (gitar) berhasil meluluhlantakkan Reneo Caf lewat musik grindcore yang mereka sebut “greencore”. Arena moshpit menjadi pesta liar bagi para “Singa Lapar” malam itu.

Malam itu konser dibuka oleh penampilan band punk Jari Tengah. Kemudian dilanjutkan oleh band punk yang cukup senior di Kota Bandung, Errorbrain. Musik punk yang mereka mainkan cukup membakar penonton. Seperti halnya band punk yang lazim mengeluarkan pernyataan-pernyataan politis, Errorbrain tak luput perhatiannya terhadap isu-isu seperti ini dengan dukungannya terhadap Papua agar lepas dari Freeport.

Berikutnya Bromocorah, sebuah band thrash-metal yang sedang naik daun. Meski sempat putus senar gitar di tengah penampilannya, Bromocorah tetap melanjutkan aksi panasnya. “Kami band paling thrash di Bandung,” canda Danu. Band thrash ini berhasil menghajar penonton lewat lagu-lagunya yaitu “Bahaya”, “Petaka”, “Perang Pejuang”, “ Pedal Pelana” dan “Bromocorah”. Terutama aksi Danu (vokalis) tak henti-hentinya ia meloncat kesana-kesini meski terlihat di tengah-tengah ia kerap terengah-engah.

Malam itu memang milik Rajasinga. Sejak lagu pertama “Anak Haram Ibukota” dikumandangkan, sejumlah penonton sudah semakin liar dan lapar. Di depan panggung, beberapa penonton meloncat melakukan aksi stage diving dan headbanging serta pogo dancing menjadi santapan paling tepat menikmati musik grindcore ala Rajasinga. Meski penonton yang hadir memenuhi setengah dari ruangan venue, tak membuat konser menjadi dingin. Malah sebaliknya, dengan penonton yang intim aksi Rajasinga kian lapar dan panas.

Mayoritas lagu yang dibawakan memang dari album Rajagnaruk. Sebenarnya tak ada perubahan kentara antara debut album Pandora dibandingkan album Rajagnaruk. Mereka masih memainkan grindcore yang liar dan cepat. Paling kentara mungkin di album terbaru ini divisi vokal diambil alih oleh Indra Morrg. Meski di konser itu saya mendengar materi-materi album Rajagnaruk lebih kaya dengan memasukannya elemen blues, southern rock, dan heavy metal.

Lagu “Dilarang Berbisa” yang juga termasuk dalam EP Nevergrind (2010) menjadi lagu yang membuat moshpit semakin panas. “Mari kita bikin circle pit. Bikin lebih panas dan liar yah,” ujar Indra Morrg yang lebih banyak berbicara sebagai frontman malam itu.

Paling menarik adalah pada saat lagu “Goodshit 4 Goodfriend”, sebuah anthem buat para sahabat yang menemani Rajasinga sampai saat ini. Lagu yang bernuansa lebih groovy ini seolah menjadi party paling sahih di malam itu. Lagu-lagu lainnya seperti “Kokang Batang” dan “99%THC1%Skill” pun tetap menjadi repertoire yang panas.

Pesta memang belum selesai. Indra Morrg mengajak Danu (vokalis Bromocorah) berkolaborasi menyanyikan lagu “Roda-Roda Gila”. Tak sampai di situ, sebuah lagu dengan judul yang menarik, “Balada Sumanto” (seorang kanibal yang menggemparkan Indonesia beberapa tahun lalu) dinyanyikan bersama Doddy Hamson (vokalis Komunal). Penonton pun kian liar dan beringas. Ibaratnya, lapar menjadi-jadi. Kanibalisme terhadap musik pun rasanya membuat penonton terpuaskan.

Malam liar itu pun ditutup dengan lagu “Pandora” yang diambil sesuai judul album pertama mereka. Lagu itu menjadi orgasme paling liar Rajasinga di launchingnya kali ini. Meski penonton berkali-kali berteriak encore, namun tak digubris oleh Rajasinga yang memang tampil demikian luar biasa.

sumber

Related

Music News 3565588849033226969

Post a Comment

Join Us

Twitter

Facebook

Popular Posts

item