Hardcore/Punk Bukan Ancaman


Apa yang pertama terlintas di benak kalian ketika mendengar kata “hardcore” ? musik keras? underground? gajelas? ugal-ugalan? bikin onar?
Yep. Saya sendiri pertama mendengar hal tersebut malesnya ga ada dua.. hhaha
tapi setelah diperkenalkan lebih dalam, ternyata komunitas pemusik hardcore/punk tidak seburuk yang saya kira.

Mengenai sejarahnya sendiri, hardcore-punk (atau lebih sering disebut hardcore saja) merupakan salah satu subgenre dari punk rock yang berasal dari Amerika Utara dan UK diakhir tahun 1970an. Sound baru ini yang merupakan ciri khas musiknya secara umum yaitu: suara gitar yang lebih tebal, berat dan cepat dari musik punk rock awal. Tipikal lagu biasanya sangat pendek, cepat dan keras, selalu membawakan lagu tentang politik, kebebasan berpendapat, kekerasan, pengasingan diri dari sosial, straight edge, perang dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri .

Pada awalnya, saya mengira semua musik underground sama saja, teriak-teriak tanpa tau makna lagu itu apa, tukang mabuk, pembuat onar, berisik.
Tetapi sekarang mata saya telah terbuka. Yang membuat beda, seperti yang telah saya tulis di atas, liriknya bukan seperti lagu-lagu pada umumnya yang berisikan jatuh cinta, patah hati, selingkuh, dan lain-lain. Tetapi lebih ke kehidupan, politik, sosial, bagaimana hidup dengan berpositif ria, dan sejenisnya.
Biasanya hardcore juga terbagi menjadi positif hardcore dan negatif hardcore.

Poisitif hardcore yaitu mereka yang menganut faham straightedge (sxe). Straight Edge adalah sebuah gaya hidup, filosofi dan pergerakan anak muda yang menganut anti penggunaan narkoba, penggunaan minuman beralkohol, merokok dan hubungan sex bebas (casual sex), walaupun pergerakan garis keras yang lebih dalam mereka menghidari penggunaan obat secara menyeluruh (termasuk penggunaan secara medis) dan mereka mempercayai bahwa sex tidak untuk berganti-ganti pasangan.

Straight edge hanyalah sebuah motivasi hidup untuk tidak merusak diri sendiri dengan mengkonsumsi zat-zat/ hal-hal yang dianggap berbahaya untuk diri sendiri dan penyikapannya kembali kepada kontrol individu. Gaya hidup straight edge mencoba untuk memberikan alternatif baru di scene punk/ hardcore yang sangat identik dengan kebiasaan mabuk dan kerusuhan.

Sedangkan negatif hardcore adalah mereka yang masih mengkonsumsi rokok dan sebagainya. Namun saat ini baik negatif hardcore ataupun positif hardcore sudah bisa berbaur dan ada d satu panggung yang sama.
Yang menarik dari scene ini, saat ini terbagi lagi, mereka yang masih memegang teguh prinsip DIY (Do It Yourself), yaitu prinsip untuk melakukan segala sesuatunya sendiri.

Istilahnya ketika membuat sebuah show, mereka akan organisir sendiri, tanpa sponsor, tanpa EO, dana didapat dari biaya kolektif, ‘NO F*CKIN ROCKSTAR ATTITUDE. Biasanya untuk mereka yang memang ingin mandiri, ketika produksi sperti recording, merchendise-pun biaya sendiri, dan dijual dengan harga wajar sekedar untuk menambah biaya kolektif, bukan harga yahudi yang menguras kantong. Untuk show pun terkadang gratis, tidak perlu tiket masuk.

Kalaupun harus memakai tiket masuk biasanya hanya berkisar 5ribu sampai 15ribu. Sedangkan untuk band luar yang sudah punya nama berkisar antara 80 sampai 200ribu.
Adapun band-band hardcore yang sudah bergerak ke arah mainstrem, atau kadang disebut first class hardcore, mereka yg maunya dibayar super tinggi ketika show, melenceng dari aturan hardcore sebelumnya yg memegang prinsip DIY.

Panggung tinggi dan megah bisa jadi pembeda juga. Karena di Hardcore DIY panggung paling tinggi hanya beberapa centi, biasanya malah tidak memakai panggung sama sekali. hal itu untuk menghindari adanya kesan “artis” dan “penonton” , karena disini semua sama, tidak ada artis, tidak ada penonton. Semua bernyanyi, berkumpul, memiliki taste musik yang sama. Bukan untuk mencari benefit, tapi mencari kesenangan bermusik semata.
Ada satu hal lain yang membuat saya berdecak kagum tentang scene ini. Yaitu pergerakan FOOD NOT BOMB (FNB). Berawal dari para anarkis yang kecewa terhadap pemerintah yang lebih memperhatikan perang, menghabiskan banyak dana untuk peralatan perang sedangkan rakyatnya sendiri banyak yang masih terjebak dalam kemiskinan dan kelaparan. Kami butuh makanan bukan bom !

Bermula dari San Francisco, FNB dengan aktivitasnya begitu cepat menyebar, dari Amerika Utara, Eropa, bahkan hingga ke negara-negara Asia seperti Malaysia dan Indonesia (seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa kota). Gerakan ini antara lain memberikan makanan gratis secara cuma-cuma untuk siapa saja yang lewat dan mau. tidak perduli pejabat, pengemis, dokter,mahasiswa, dan lain-lain.

Biasanya makanannya bermenukan vegetarian dan dimasak sendiri oleh para anarkis/ anak-anak scene hardcore/punk yg identik dengan “kenegatifan”.

Mereka berfikir, jika pemerintah tidak bisa memberi, kenapa kita tidak. Maka gerakan FNB ini dibuat biasanya 2 kali seminggu rutin atau seminggu sekali setiap akhir pekan. Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!
Karena ada cukup makanan untuk semua orang dimana-mana!
Karena kekurangan bahan makanan pokok adalah bohong!
Karena disaat kita lapar atau kedinginan kita punya hak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara meminta, mengamen, atau menempati bangunan-bangunan kosong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai sumber nutrisi!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan bukan bom!

Nah.. mudah-mudahan artikel ini bisa memberikan pengetahuan yang belum kawan-kawan ketahui tentang scene hardcore/punk yang ada saat ini, dan membuat scene ini tidak dipandang sebelah mata lagi.

 sumber

Related

Music News 1314816821428918813

Post a Comment

Join Us

Twitter

Facebook

Popular Posts

item