Ujungberung Rebels, Sebuah Fenomena



 Dalam setiap wawancara, Bebi, penabuh drum Beside, selalu menyebutkan jika mereka adalah band kecil dan tidak menyangka akan memiliki massa lebih dari 1.000 penggemar. Satu yang Bebi lupa, Beside adalah salah satu band yang tumbuh di komunitas metal tertua, sekaligus paling bertahan di Bandung atau mungkin di Indonesia, Ujungberung Rebels. 

Ujungberung 1990
Tak jelas kapan rock/metal masuk ke Ujungberung. Agaknya, sejak booming heavy metal di Indonesia pertengahan tahun 1980-an, Ujungberung tak ketinggalan tren ini. Dalam kondisi yang sangat terbatas, beberapa gelintir kaum muda Ujungberung membentuk band dan memainkan lagu-lagu band rock favorit mereka. 
 
Kang Koeple (kakak Yayat-produser Burgerkill) dan Kang Bey (kakak Dani-Jasad) bisa disebutkan sebagai generasi awal. Pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an, mereka memainkan lagu rock semacam Deep Purple, Led Zeppelin, Queen, dan Iron Maiden selain menciptakan lagu sendiri.
Pada era ini, kultur panggung yang sedang berkembang luas adalah kultur festival. Band tanding di sebuah festival musik dan yang menang dihadiahi dapur rekaman. Rudal Rock Band adalah band ikon zaman ini. Penonton selalu tercengang jika menyaksikan band ini di atas pentas. 
 
Ketercengangan itu juga yang menginspirasi generasi adik-adik Kang Koeple dan Kang Bey untuk mendirikan band. Tahun 1991 di Ujungberung lahir band ikon awal Ujugberung Rebels, Funeral yang digawangi Iput, Uwo, Agus, dan Aam. Mereka memainkan lagu-lagu Sepultura, Napalm Death, Terrorizer. Tak lama setelah Funeral, lahir Necromancy yang dibidani Dinan, Oje, Punky, Boy. Mereka memainkan lagu-lagu Carcass dan Megadeth. 
 
Dua band ini bermarkas di sebelah barat Ujungberung, tepatnya di kawasan Taruna Parahyangan, Sukaasih.
Di pusat kota Ujungberung, berdiri Orthodox yang membawakan nomor-nomor dari Sepultura dan digawangi Yayat, Dani, Agus, dan Andris. Sementara itu, di Ujungberung sebelah timur, kawasan Tirtawening, Cilengkrang I, berdiri Jasad (Yulli, Tito, Hendrik, Ayi).
Di kawasan Manglayang, Cilengkrang II berdiri band metal Monster dengan motor gitaris Ikin, didukung Yadi, Abo, Yordan, Kenco, dan Kimung. Mereka membawakan lagu-lagu ciptaan sendiri, berkiblat ke musik heavy dan thrash metal. 
 
Faktor teknologi komunikasi berperan besar dalam mempersatukan band-band ini. Masa itu teknologi komunikasi yang berkembang adalah "radio 2 meteran" atau sering disebut brik-brikan. Dinan (Necromancy) kenal dengan Uwo-Agus (Funeral) dari jamming brik-brikan. Pun di kawasan Manglayang, para personel Monster adalah para pecandu brik-brikan. Mereka berbincang, saling tukar informasi, dan akhirnya bertemu, membuat band, dan membangun komunitas. 
 

Related

Music News 6732695796575861752

Post a Comment

Join Us

Twitter

Facebook

Popular Posts

item