Tentang Indie, Sekali Lagi
https://rocksoundhardcore.blogspot.com/2011/07/tentang-indie-sekali-lagi.html
Label indie (bukan label dalam artian record label, tetapi lebih kepada makna “penamaan”) memang memukau, jiwa pemberontak yang sangat terikat dengan “gejolak kawula muda” – meskipun secara empiris kadang yang memperjuangkan indie ini sudah tidak lagi muda. Untuk meremehkan indie, merendahkannya, adalah pukulan bagi seluruh patriot indie yang membela konsep serta gerakan ini dengan sepenuh hati.
Hal ini membawa saya pada tulisan awal saya – yang secara mengejutkan ditanggapi oleh cukup banyak orang – usaha untuk mendefiniskan indie ternyata memang terbukti tidak mungkin, paling tidak secara etimologis sudah jelas sia-sia.
Shakespeare telah berulang kali dikutip atas tulisannya yang berbunyi: "What's in a name? That which we call a rose? By any other name would smell as sweet." (Shakespeare’s Romeo and Juliet). Lepas dari misnomer (penamaan ganjil) ini, indie (sebagai gerakan) adalah indie bagaimanapun juga. Lepas dari metode distribusinya, atau business model-nya, atau etimologisnya, atau embel-embel lainnya, saat sebuah identitas sudah melekat pada seseorang, akan ada kesulitan untuk menerima bahwa identitas itu tak lagi “murni”.
Read More >>