Cita-citaku Menjadi Musisi


by : Sawung Jabo

" Aku tidak mencari, aku butuh menciptakan jembatan dialog antara aku dengan sang pencipta, aku dengan orang lain dan aku dengan diriku sendiri. Bohong juga kalau aku gak butuh uang, karena seniman juga butuh uang untuk bayar listrik, ojek, bis kota dan kereta umpamanya.. he he he Tuhan sudah memberi segala-galanya pada kita, cuma tidak semua dari kita mampu membaca isyaratnya, rejeki yang mana, rejeki materi atau rejeki non materi. Semuanya harus dicari dengan jalan menciptakan jembatan kemungkinan-kemungkinan yang bersandar pada kemampuan diri kita sendiri "

Dalam bermain musik sebenarnya bukan hanya Intelegensia yang di asah, tapi juga rasa. Jadi bagaimana seorang musisi terdidik jiwa dan perasaannya. Menjadi peka dan terbiasa dengan estetika dan nilai-nilai universal dalam bermusik seperti keindahan, harmoni (keselarasan), kehausan, kesederhanaan, menghargai orang lain, rendah hati, disiplin tanggung jawab, dan sebagainya.

Jika hal ini benar-benar ditanamkan dalam oleh semua musisi, pasti tidak aka ada yang protes jika mereka kelak yang memimpin bangsa ini. Musisi tidak dianggap lagi sebagai “sumber masalah”  yang dipertanyakan kredibilitasnya. Bahkan saat menjadi pengusaha, mereka mampu menselaraskan antara keinginan yang akan dicapai dengan cara-cara yang ditempuhnya.

Dalam bermusik bukan hanya diukur dari level musikal yang dicapainya,skill atau ketrapilan bermusik. Dengan bermusik, seseorang menjadi lebih manusiawi, yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Seperti yang terjadi dewasa ini banyak musisi mempunyai skill yang tinggi namun jiwanya rapuh, sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan.

Berapa banyak musisi yang tersandung masalah, kalau kita melihat hampir semuanya masalah terjadi karena ketidak mampuan dari musisi tersebut mengolah nilai-nilai universal dalam bermusik.

Pergeseran naluri musik tidak lagi sebatas pengalaman estetis-auditif ataupun hiburan semata. Musik ditangan beberapa musisi progresif semakin menghentakkan iramanya ke jantung realitas.

Mementingkan kesadaran di tengah ketimpangan sosial, atau bahkan tidak jarang pula memacu kekuatan radikal menuju perubahan sosial.

Dalam segmentasi berbagai genre musik, para musisi telah semakin berani mengusung komposisi nada perlawanan atau pemberontakan. Intonasi kritik dan protes pun akhirnya lekat dengan musik, jumlahnya sebanyak para musisi yang meyakini bahwa pembaharuan sosial bisa disuarakan melalui musik.

Gerakan punk, misalnya, lahir dalam notasi kegalauan sosial, di mana anak-anak muda meluapkan kebosanan terhadap represi politik yang dilakukan oleh para penguasa. Hal semacam itulah yang memicu beragam gerakan perlawanan dalam sendi perkembangan musik di belahan dunia.

Jauh sebelumnya, pada dekade 1960-an, Bob Daylan menjadi sosok penting dalam gerakan perlawanan kaum muda terhadap kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang melanjutkan perang di Vietnam. Perjuangan dan dedikasi Bob Dylan di dunia musik demikian mengagumkan. Dia merupakan musisi multidimensional, penyanyi, pencipta lagu, penulis, sastrawan, dan disc jockey. Dylan bahkan berhasil memprovokasi lahirnya sejumlah genre dalam musik pop, termasuk folk-rock dan country-rock.

Bagi musik di Indonesia Iwan Fals dikenal sebagai symbol pemberontakan ketidak adilan yang terjadi di Indonesia. Dan sederet musisi lainnya seperti W.S Rendra, Sawung Jabo, dan sederet musisi lainnya, mereka mampu mengekrepesikan musik sebagai salah satu alat komunikasi yang dapat merobah keadaan.

Jadi untuk menjadi seorang musisi bukan hanya skill semata yang ditonjolkan tapi juga norma-norma kemanusian. "Tanpa henti mengolah kemampuan. Setelah itu mengolah kepekaan indera dan hati, hingga pada akhirnya yang kita kerjakan bukan lagi keinginan, apalagi ambisi. Dia lahir secara naluriah, menuntun kita ke gerak nurani."

Tinggkatkan Skill dan pertajam nilai-nilai Universal dalam bermusik. Sukses buat anda

Related

opini 6336199513133871806

Post a Comment

Join Us

Twitter

Facebook

Popular Posts

item